Friday 18 April 2008

.:: Studi di Dresden ::.

Ditulis oleh Ediansyah Zulkifli dan Dina R. W.

Tulisan ini menggambarkan secara umum tentang studi di TU Dresden. Ini bukan panduan untuk studi di Dresden, hanya catatan untuk hal-hal kecil yang kadang tidak terperhatikan.

Ada 3 tingkat/jenis program yang ditawarkan:
1. Bachelor/Diplom
2. Master
3. Promotion

Bachelor/Diplom
Pada umumnya untuk kuliah Bachelor/Diplom bahasa pengantar adalah Jerman, jadi para peserta setidaknya sudah mengenal suasana di Jerman. Kelihatannya untuk tingkat ini tidak perlu dibahas panjang lebar...otomatislah.

Master
Ada beberapa program master berbahasa pengantar Inggris yang ditawarkan di TU Dresden.
Secara lengkap bisa dilihat disini: Studienmoeglichkeiten

Kecuali beberapa program, pada umumnya program yang ditawarkan bebas tuition fee. Untuk mendaftar, cukup dengan mengirimkan lamaran ke program study. Tentunya, lengkap dengan persyaratannya.

Tips:
Perhatikan tata tertib ujian alias Prüfungsordung untuk masing-masing program.
Segala informasi ada disini, misalnya: pengulangan ujian, nilai, Masterarbeit ataupun gelar akademis. Untuk download examnation regulation klik disini: Prüfungsordnung

Promotion
Ini adalah sebutan resmi untuk tingkat S3. Pesertanya (kerennya) sih disebut Promotionstudent/in. Hal paling penting disini adalah Doktorvater alias Profesor pembimbing. Pendek kata, segala sesuatu sangat tergantung profesor. Berbeda dengan Bachelor/Diplom maupun master, Promotionstudent tidak mengikuti perkuliahan. Mereka langsung melakukan riset di Institut.

Riset apa yang dikerjakan, apakah langsung berkenaan dengan disertasi atau riset lain yang berupa proyek atau test case, semua tergantung dari sang Doktorvater. Ada kemungkinan juga sang Doktorvater mensyaratkan untuk mengikuti beberapa kuliah sebelum memulai riset apabila si Professor terketuk hatinya untuk menambah pekerjaan dan beban si Promotionstudent/in.

Langkah umum untuk yang berminat menempuh promotion:
1. Cari Doktorvater.
Ini wajib hukumnya.
Silahkan pilih-pilih di site resminya TU Dresden. Biasanya profesor punya site yang lengkap dengan fields of interest-nya.

Ada berbagai macam model Profesor:
a. Rame bimbingan
Ekstrimnya bisa sampe 40-an orang!!. Bisa jadi karena memang banyak proyek, karena bidang penelitiannya banyak atau di bidang yang sedang populer (nano misalnya) atau dekat dengan industri.

Memilih profesor yang super sibuk resikonya :
Komunikasi tidak lancar, karena perlu bikin janji setiap kali mau konsultasi/asistensi/diskusi. Walaupun biasanya ada doktor muda yang akan membimbing para doktoran, tapi banyak hal yang perlu diskusikan langsung dengan profesor. Paling parah kalo profesor-nya sibuk, gak ada asisten-nya pula.

Di sisi lain, banyak kolega akan banyak sharing/diskusi. Tapi jangan juga terlalu mengumbar ide, karena ide original kita bisa-bisa dicuri.

b. Sepi bimbingan
Bisa jadi karena ilmunya njelimet walaupun baik hati, atau terkenal galak dan susah lulus - pendeknya personality-nya gak asik, atau mau pensiun/menyiapkan kegiatan di masa tua...
Kelebihannya, komunikasi lancar karena beliau ada setiap saat.

c. Profesor AMD/Intel.
Bisa juga dikategorikan dengan profesor senior atau muda. Kelebihannya Profesor muda, bersemangat tinggi, banyak ide, penuh vitalitas. Tapi banyak ide itu kadang bikin si doktoran repot, bikin paper ini, konferensi itu, kontribusi ke buku ini dsb. Ngerjain disertasinya kapan dong??

Tips:
Kalo ada kesempatan untuk tanya-tanya sama yang udah tahu, ya itu sih paling bagus....:D

2. Cari biaya sekolah
Misalnya dari :
a. DAAD
Ini mah udah jelas. Dapet euro bersih tanpa pajak beserta tunjangan keluarga, fasilitas gratis asuransi kesehatan dan visa. Oh what a wonderful life!

b. Mitarbeiter
Para doktoran pribumi biasanya menjadi Mitarbeiter di Institut. Jadi mereka ini pada dasarnya bekerja di Institut sebagai staf. Pekerjaan yang mereka lakukan selain mengerjakan proyek penelitian dengan pihak ketiga, misalnya industri atau DFG (Deutsche Forschung Gemeinschaft = LIPI-nya Jerman) biasanya juga diwajibkan untuk mengajar / menjadi asisten profesor/ mengawas ujian dan sebagainya yang berhubungan dengan kegiatan akademik di Institut yang bersangkutan.

Biaya hidup mereka dapat dari bekerja sebagai staf, dan diwaktu bersamaan mereka harus mengerjakan juga disertasi-nya. Seringkali, proyek penelitian berbeda topik dengan disertasi. Kerja cari makan, juga kerja untuk lulus sekolah...keluh.

Paling asik kalau dapet profesor baik hati yang punya proyek penelitian sesuai dengan calon disertasi. Jadi bisa konsentrasi untuk satu hal yang sama. Pantesnya, kualitas disertasinya lebih keren dong..:D

Para doktoran non-pribumi yang jadi Mitarbeiter termasuk golongan VIP di kantor Imigrasi, karena termasuk golongan pekerja berkualifikasi tinggi. Dengan layanan yang super ramah (karena bayar pajak kali!), juga bebas antrian panjang di golongan rakyat jelata. ....bisa masuk kategori wonderful life juga!

c. Beasiswa/WHK
WHK atau Wissenschaftlicher Hilfskraft mirip dengan Mitarbeiter, tapi beda dari segi pendapatan dan status. Mereka membuat kontrak kerja juga dan dipotong pajak juga, tapi tidak disebut sebagai pegawai/staf di Institut. Pendapatannya juga lebih sedikit dari para Mitarbeiter.

3. Mencari topik disertasi
Umumnya para pribumi perlu waktu berbulan-bulan sampai 2 tahun untuk mendapat topik disertasi yang tepat, sesuai hati si promotionsstudent juga hati sang Doktorvater. Beruntunglah mereka yang sejak awal sudah menemukan topik yang cocok.

Hal ini menjadi penting dan ribet, karena syarat tulisan 'laik disertasi' adalah adanya sesuatu yang baru dipenelitian itu, yang belum pernah dilakukan /dipublikasi oleh orang lain dimanapun.

4. Jam kerja
Secara umum tidak berlaku absensi di Institut. Para doktoran dianggap sebagai pribadi yang dewasa yang bertanggung jawab terhadap pekerjaannya sendiri.

Tips:
Meskipun tidak ada yang usil dengan absensi, tempat bekerja yang paling baik memang di Institut. Sebaiknya datang di tempat kerja setidaknya pada jam kantor 7:30-17:00. Akan terasa aneh kalau datang jam 13:00-21:00, walaupun jumlah jam kerjanya gak jauh beda. Intinya sih, bawa diri baik-baik di negeri orang. Sopan santun, tata krama tingkah laku harus dijaga. Terlebih untuk penerima beasiswa DAAD yang begitu dimanja oleh pemerintah Jerman. Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjuang lah, tangan pendek 1500, tangan panjang pancilok, taruih tambuo ciek. Namun ini hanya tips belaka, selanjutnya terserah anda.

5. Rigorosum & Verteidigung
Puncak perjuangan bertahun-tahun sekolah doktor terjadi di SATU hari. Di hari ini, diadakan rigorosum pada pagi hari dan sidang terbuka di siang hari. Dilanjutkan (optional) party di malam hari.

Khusus di negara bagian Sachen/Saxony, termasuk didalamnya TU Dresden, masih diadakan rigorosum, yaitu ujian 2 subjek di bidang khusus. Subyek pertama untuk bidang utama (Hauptfach) dan subyek kedua dibidang lain (Nebenfach). Ujian khusus ini diuji oleh para dedengkot di bidangnya masing-masing. Hii..ngeri.


Yang perlu diperhatikan:
1. Waktu tempuh
Tidak ada waktu tempuh yang mengikat untuk menyelesaikan program doktor. Kalo promotionstudent dan sang Doktorvater saling menyukai ya terus-terusan juga boleh aja. Tetapi, fasilitas asrama biasanya dibatasi hingga 3 tahun.

Hal ini berbeda dengan para doktoran yang juga Mitarbeiter di Institut. Mereka diberi kesempatan untuk bekerja sambil menyelesaikan doktornya, maximal 6 tahun. Kalao dalam masa itu doktornya tidak selesai mereka tidak boleh lagi menjadi Mitarbeiter dan tidak mendapat fasilitas kantor di Institut. Walaupun begitu, mereka masih bisa melanjutkan studynya dengan waktu tak terbatas, sampe bosen.

2. Masa tunggu
Ada selang waktu yang cukup lama sejak penyerahan disertasi hingga saatnya rigorosum&verteidigung. Perlu setidaknya 3 bulan untuk menjalani proses ini, rata-rata sejauh ini sekitar 6 bulan atau bahkan 12 bulan.

Jalan panjang si buku disertasi kira-kira :
Penyerahan resmi ke Fakultas --> rapat komisi doktoran (diadakan beberapa kali setahun, bisa tiap bulan sekali) --> dibuka untuk umum (waktu: minimal 2 minggu) --> dikirim ke Gutachter (waktu: suka-sukanya sang Gutacher, paling tidak 6 minggu) --> menentukan hari baik bulan baik yang sesuai dengan kalender para penguji (waktu: gak tau, tergantung matching-nya aja.)

Tips:
Daftarkan/serahkan buku disertasi secara resmi ke fakultas setidaknya 6 bulan sebelum beasiswa/biaya hidup habis.

FAQ:
Kualitas?
Pasti bagus

Fasilitas akademis?
Perpustakaan, internet lebih dari cukup

Kamar/rumah?
Asrama mahasiswa lengkap dengan fasilitas internet

Transportasi?
Harga student

Kantin?
Harga student

Hiburan?
Bioskop, museum berlaku harga student.

Biaya sekolah?
Gratis (kecuali beberapa program yang extreemly expensive)

Keamanan dari para wong plontos?
Aman-aman aja, selama gak bepergian tengah malem. Ini mah di Jakarta lebih ngeri atuh.

Apalagi?
Kemauan, dan kerja keras. Jangan terlena, jangan sampai kesempatan terbaik yang kita dapat terbuang sia-sia.

1 comment :

Formid e.V. said...

Hatur nuhun buat kang Aan dan bu Dina yangg udah masukin tulisannya untuk website, semoga yang lain ikut menyusul secepatnya.
Makasih,
admid-web